Jumat, 04 Maret 2016

Karya Ilmiah Lingkungan Bisnis

TUGAS KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS





Nama: Busthanul Ariifn Rasyid Sikumbang
NIM:15.11.9219
Kelas: 15- S1-TI-11
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
PELUANG SPREI DAN BED COVER ONLINE

ABSTRAK
Karya ilmih ini berjudul tentang Peluang Bisnis bisnis sprei dan bed cover online. Karya
Ilmiah ini saya buat untuk menambah wawasan pembaca tentang bisnis sprei dan bed cover tentang kekurangan dan kelebihannya.Semoga ini bermanfaat untuk
pembaca.Mungkin juga untuk peluang usaha baru yang bias buat dicoba.

ISI
Makin maraknya bisnis online yang sekarang sedang tenar,di sisi lain ada
kelebihan dan kekurangan yang ada didalamnya.bed cover merupakan peluang
bisnis yang cukup menjanjikan,selain kita tidak perlu memerlukan modal
banyak,kita juga tidak perlu membuka toko.Modal pertama yang paling
penting yaitu kita harus mempunyai rekan bisnis dimana kita hanya perlu
membantu untuk menawarkan produk kepada calon pembeli.Pemasaran
dapat melalui facebook,blog,website,ataupun forum tertentu seperti kaskus dan
toko bagus.Pembayaran biasanya dilakukan secara langsung setelah calon
pembeli sudah melihat barang yang ditawarkan secara langsung. Keuntungan menjual secara online kita hanya menjual apa yg konsumen butuhkan, biasanya dengan modal bergambar lucu atau gambar kesukaan dari konsumen tersebut, dan kita bisa menjualnya lebih murah.


Kekurangan dari bisnis sprei dan bed cover, konsumen tidak bisa meliaht langsung barangnya, dan merasakan tingkat kehalusan dari kain tersebut. Jadi jika menjualnya secara online dianjurkan membirakan info detil tentang barang tersebut seperti gambar yg banyak tiap modelnya dan penjelesan tentang bahanya, karena di era ini orang orang cukup banyak mengetahui tentang jennis kain.

Refrensi
Pikiran sendiri, didapat pada saat beres beres kamar karena pusing memilih judul.

Tokoh Wayang Purwa Salya Samba Dan Sambo

Prabu Salya

Prabu Salya





Salya/Prabu Salya adalah putra Prabu Hartadriya, raja Negara Mandaraka dimasa muda Sang Prabu bernama Raden Narasoma, oleh ramandanya disuruh kawin dengan seorang putri namun tidak mau dan diusirlah dari Mandaraka. Dalam perjalanan bertemu dengan Begawan Bagaspati yang juga mau mengawinkannya dengan anaknya namun Narasoma tidak mau dan teradilah peperangan, Narasoma kalah dan dibawa ke pertapaan Argabelah, dan kawin dengan anak Begawan Bagaspati, yang bernama Dewi Pujawati, diakhir hidup Prabu Salya gugur melawan Prabu Puntadewa, dalam perang Baratayuda Jayabinangun perangnya keluarga Kurawa dan Pandawa.

Samba

Tokoh Wayang Samba





Samba adalah putra Prabu Kresna dengan Dewi Jembawati, walaupun Samba itu anak seorang raja titisan Batara Wisnu namun tidak punya kesaktian sedikitpun, pada suatu hari Samba dimarahi oleh Prabu Kresna, oleh pada saat itu dewata mau menurunkan wahyu karaton bernama Wahyu Cakraningrat, Samba disuruh mencarinya dihutan Krendawahana, ditemani oleh Setyaki, namun juga tidak berhasil mendapat wahyu Cakraningrat, dalam akhir hidupnya Samba dicincang oleh kakaknya Prabu Bomanarakasura karena Samba menuruti nafsu asamaranya senang dengan istri Bomanarakasura, Dewi Hagnyawati.

Sambo

Wayang Sambo





Sambo adalah putra Batara Guru dengan Batari Umayi, bertempat tinggal di kayangan Swelagringging. Permaesurinya bernama Dewi Hastuti, dari perkawinan ini Batara Sambo menurunkan empat orang putra yaitu, Batara Sambosa, Batara Sambawa, Batara Sambojana, dan Batara Sambodana. Batara Sambo jarang tampil dalam perkeliran tetapi ia pernah turun ke Arcapada menjadi raja di Negara Medangprawa bergelar Prabu Sri Maharaja Maldewa, sedangkan Patihnya bernama Arcakelasa.

Tokoh Wayang Sangasanga, Sasikirana dan Sasrahadimurti

Sanga-sanga

Sanga-sanga adalah putra Raden Setyaki, dalam perang Baratayuda Raden Sanga-sanga juga sudah tampil dalam gelanggang peperangan, Raden Sanga-sanga juga banyak membunuh Patih-patih sekutu raja-raja Kurawa. Didalam pemerintahan Prabu Parikesit diangkat senapati selain Raden Megantara putra Raden Gatutkaca.
Sasikirana

Sasikirana adalah putra Raden Gatutkaca dengan Dewi Pergiwa, setelah ayahnya gugur dalam perang Baratayuda, Raden Sasikirana tampil dalam perang Baratayuda, hingga Raden Sasikirana tampil diangkat menjadi senapati perang dalam pemerintahan Prabu Parikesit. Raden Saikirana/Megantara juga tergolong cucu satria Pandawa yang sakti, ia juga dapat terbang seperti ayahnya yakni Raden Gatutkaca.
Sasrahadimurti

Sasrahadimurti adalah raja negeri seberang/termasuk wayang srambahan artinya diperankan untuk tokoh siapa saja mau asalkan mendekati wajahnya.

Tokoh Wayang Sekutrem, Semar dan Sembadra

Sekutrem
 Sekutrem adalah putra Resi Manumayasa dan Batari Kaniraras. Karena kesaktiannya ia oleh para Dewa diminta supaya membasmi musuh dari Negara Nusantara yang datang menyerbu ke Suralaya. Didalam peprangan yang terjadi, Bambang Sekutrem semula kalah.oleh musuh dilempar, hingga jatuh dihadapan Resi Manumayasa. Kembali maju perang Bambang Sekutrem diikuti oleh ramadanya dan tumpaslah semua musuh yang menyerang Kayangan Suralaya. Bambang Sekutrem beristri bidadari sakti yang telah ditundukan oleh Sekutrem. Bambang Sekutrem termasuk kakek moyang Pandawa.

Semar
Semar adalah cucu Batara Ismaya, yang diberi tugas oleh Dewa untuk menjadi pamong para satria Witaradya/Satria yang berbudi utama sahdan pada waktu Semar menjadi pamongnya Begawan Manumayasa dipertapaan Satasarengga/Wukir Ratawu, ketika Semar bersama anaknya diladang tiba-tiba ada dua ekor harimau yang menyerang Semar, sehingga ia ketakuan dan minta bantuan Begawan Manumayasa, kedua harimau pun akhirnya dipanah dan berubah wujud menjadi dua bidadari Batari Kanastren menjadi istri Semar. Dan Batari Retnawati menjadi istri Manumayasa yang kelak dikemudian hari menurunkan Pandawa hingga cucu-cucunya Pandawa. Walaupun Semar menjadi pamong para kawula cilik/rakyat kecil namun kalau ia sedang marah tak satu dewapun yang berai menghadapinya, karena Semarmenjadi wadah Batara Ismaya.

Sembadra
Sembadra/Dewi Wara Subadra adalah putra Prabu Basudewa dengan Dewi Badrahini, kemudian setelah dewasa Dewi Subadra diperistri oleh Raden Harjuna satria Madukara. Dewi Subadra adalah seorang Dewi yang menjadi titisan Batari Sri Widowati yang mendampingi titisan Batara Wisnu, dari pasangan Janaka dan Subadra lahirlah Abimanyu, seorang kesatria yang menurunkan satria tanah Jawa. Lakon Wahyu Mahkota Rama menceritakan bahwa Raden Janaka yang telah pergi tanpa pamit sudah sampai dua bulan tidak pulang membuat cemas Subadra, maka dengan menyamar sebagai Sintawaka ia mencari hingga ketemu. Dalam akhir hayat Subadra mati tertimpa reruntuhan pintu di Negara Astina. 

Tokoh Wayang Sisupala, Sitija, dan Sitisundari

Sisupala 
Sisupala adalah raja Negara Cedi, putra Prabu Darmagosa dan Dewi Sruta, ketika masih bayi Sisupala punya cacat tubuh, tidak selayaknya bayi-bayi biasa ia mempunyai tangan empat dan mata tiga, namun setelah bayi tersebut ditimang oleh Raden Narayana, keganjilan dari cacat tubuh Sisupala bisa hilang menjadi seperti layaknya bayi biasa. Dengan ini Raden Narayana punya kjanji dengan ibunya Sisupala apabila nanti Sisupala tidak lebih seratus membuat kesalahan terhadap Narayana, kesalahan tersebut tidak dihukum namun apabila kesalahan tersebut lebih dari seratus kali Narayana akan menindaknya. Alkisah pada waktu sesaji Rajasuya Prabu Sisupala telah genap seratus kali melakukan kesalahan kepada Narayana/Prabu Kresna maka meluncurlah senjata Cakra milik Kresna, memenggal leher Sisupala tamatlah riwayatnya.

Sitija
Sitija adalah putra Batari Pertiwi dengan Batara Wisnu, ketika Wisnu menyatu dengan Kresna Prabu Sitja/Raden Sitija juga menjadi putra Prabu Kresna, awal cerita Raden Sitija menginjak dewasa, yang ketika itu kayangan Suralaya kedatangan musuh dari Negara Trajutrisna yag dipimpin oleh rajanya Prabu Bomantara. Para dewa tak mampu menanggulangi kedatangan musuh tersebut, dan dewa akhirnya mencari jago untuk menandingi Prabu Bomantara, pilihan dewa jatuh pada Raden Sitija, karena kesaktian Sitija yang punya ajian Jebug Thukul maka Prabu Bomantara dapat dibunuh oleh Sitija, sukma Bomantara menyatu dengan Sitija yang kemudian merubah perangai watak Sitija yang tadinya halus menjadi kasar, hal ini yang membawa kematian Sitija ditangan Prabu Kresna.

Sitisundari
Sitisundari adalah putra Dewa Wisnu dan Batari Pertiwi, setelah dewasa Sitisundari diperistri oleh Raden Abimanyu, dalam kehidupan rumah tangga Abimanyu dan Sitisundari setelah berjalan beberapa tahun setelah lakon Wirata Parwa, Abimanyu punya istri muda yakni Retna Utari dan Utarilah yang dapat menurunkan putra yang kelak dikemudian hari menjadi raja Astina. Dalam akhir hidup Sitisundari adalah membela kematian suaminya yang gugur dalam perang Baratayuda. 
 

Tokoh Wayang Jawa Purwa Sukarsana Sukesi dan Sumali

Sukasarana

Sukasarana adalah putra Begawan Suwandagni, bersaudara dengan Bambang Sumantri, Bambang Sukasarana berperangai raksasa kerdil, dan Sumantri berwujud satria namun walaupun jelek rupanya Bambang Sukasarana punya kesaktian yang tak bisa diabaikan. Ketika Bambang Sumantri diperintah oleh Prabu Harjunasasrabahu mengalihkan taman Sriwedari dari kayangan Untara ke Mahespati Sukasaranalah yang dapat mewujudkannya, namun apa yang didapat oleh Sukasarana yang saying sekali pada kakaknya, adalah sebuah kematian. Karena hati Sumantri malu apabila ia diketahui oleh rajanya punya seorang adik berwujud raksasa kerdil, hal ini diterima oleh Sukasarana namun ia akan menuntut balas apabila nanti Sumantri berhadapan dengan seorang raja raksasa disitulah Sukasarana akan membalas Sumantri.

Sukesi

Sukesi adalah putra Prabu Sumaliraja, raja setengah raksasa Alengka, dimasa remaja Dewi Sukesi memiliki cita-cita apabila nanti sang Dewi dilamar seorang pria, sang pelamar harus dapat menjabarkan “Sastra Jendra Hayuningrat” datanglah masa remaja Sukesi hingga banyak yang pelamar sand Dewi selain harus dapat menjabarkan “Sastra Jendra Hayuningrat” sang pelamar harus dapat mengalahkan Jambumangli. Tersebutlah Begawan Wisrawa yang mencarikan jodoh anaknya datang melamar sang Dewi, persaratanpun dipenuh oleh Wisrawa, Jambumangli mati ditangan Wisrawa dengan anggota badan terpotong-potong, dan penjabaran “Sastra Jendra Hayuningrat” penjabarannya dilakukan didalam kamar sudah jadi suratan dewata siapapun yang menjabarkan ajian tersebut maka keduanya akan saling jatuh cinta, begitulah yang dialami Sukesi.

Sumali

Sumali adalah raja Negara Alengka, sang Prabu punya dua orang putra yakni Dewi Sukesi dan Raden Prahasta, sebelum terkena imbas “Sastra Jendra Hayuningrat” Raden Prahasta berwajah tampan, namun ia berani mengintip Wisrawa dan Sukesi yang sedang menjabarkan “Sastra Jendra Hayuningrat” maka hilanglah ketampanan Prahasta menjadi raksasa. Prabu Sumali setelah lanjut usianya Negara Alengka diberikan pada cucunya yakni Dasamuka, putra Sukesi dan Wisrawa, dan Sumali menjadi seorag Pendeta.

Tokoh Wayang Jawa Srikandi Srimahapungung dan Sugriwa dan Subali

Srikandi

Srikandi adalah putra Prabu Drupada raja Negara Pancala, ia terkenal sebagai seorang prajurit wanita hal ini terjadi ketika itu Srikandi yang sedang berjalan-jalan diluar istana mendapat sebuah kalung bunga teratai yang berada digapura kraton. Untaian Bunga yang ditinggal oleh Dewi Amba di Negara Pancala adalah merupakan pertanda api dendam, barang siapa yang memakai kalung bunga teratai itulah yang akan menghabisi hidup Begawan Bisma. Ternyata demikian Dewi Srikandi yang telah memakai untaian bunga teratai di dalam perang Baratayuda setelah berhadapan dengan Bisma maka turunlah sukma Dewi Amba bersama dengan Dewi Srikandi yang kemudian dapat membunuh Senapati Bisma. Namun kematian Srikandi juga mengenaskan dibunuh oleh Bambang Aswatama, dalam lakon Aswatama Nglandak.

Srimahapunggung

Srimahapunggung adalah seorang raja di Negara Medangkamulan putra Prabu Dewahesa, tersebutlah Negara Medangkamulan sebagai pusat pertanian, maka disebut Negara pertanian, sang Prabu punya dua orang putra dan putri, yang putri bernama Dewi Sri yang merupakan jelmaan Batari Sri dan yang laki bernama Sadana. Kemudian kedua orang ini oleh Dewa dijadikan Dewanya rejeki, maka menjadi makmurlah Negara Medangkamulan dan taklukannya. Prabu Srimahapunggung akhirnya tewas didalam peperangan melawan Prabu Cingkaradewa raja dari Negara Purwacarita.

Sugriwa dan Subali




Sugriwa dan Subali, ketika masih muda bernama Guwarsa dan Guwarsi, ketampanan kedua satria ini hilang dan berwujud kera manakala keduanya ingin memiliki Cupumanik Astagina. Setelah keduanya berwujud kera oleh orang tuanya Subali diperintah untuk bertapa ngalong di hutan Sonyapringga, dan Sugriwa disuruh tapa ngidang di hutan Dandaka. Setelah pada waktunya mereka berdua menerima anugrh dari Dewa, Subali diberi anugrah ajian Pancasonanya yang berdaya tak bisa mati kalau menyentuh tanah hingga akhinya Subali dapat menduduki kerajaan Gua Kiskenda dari tangan raksasa Lembusura, Maesasura, dan Jathasura. Namun karena keserakahan ajian Pancasonanya akhirnya Subali harus lenyap dari muka bumi, kerajaan dimiliki oleh Sugriwa dan Dewi Tara.