Jumat, 04 Maret 2016

Tokoh Wayang Sisupala, Sitija, dan Sitisundari

Sisupala 
Sisupala adalah raja Negara Cedi, putra Prabu Darmagosa dan Dewi Sruta, ketika masih bayi Sisupala punya cacat tubuh, tidak selayaknya bayi-bayi biasa ia mempunyai tangan empat dan mata tiga, namun setelah bayi tersebut ditimang oleh Raden Narayana, keganjilan dari cacat tubuh Sisupala bisa hilang menjadi seperti layaknya bayi biasa. Dengan ini Raden Narayana punya kjanji dengan ibunya Sisupala apabila nanti Sisupala tidak lebih seratus membuat kesalahan terhadap Narayana, kesalahan tersebut tidak dihukum namun apabila kesalahan tersebut lebih dari seratus kali Narayana akan menindaknya. Alkisah pada waktu sesaji Rajasuya Prabu Sisupala telah genap seratus kali melakukan kesalahan kepada Narayana/Prabu Kresna maka meluncurlah senjata Cakra milik Kresna, memenggal leher Sisupala tamatlah riwayatnya.

Sitija
Sitija adalah putra Batari Pertiwi dengan Batara Wisnu, ketika Wisnu menyatu dengan Kresna Prabu Sitja/Raden Sitija juga menjadi putra Prabu Kresna, awal cerita Raden Sitija menginjak dewasa, yang ketika itu kayangan Suralaya kedatangan musuh dari Negara Trajutrisna yag dipimpin oleh rajanya Prabu Bomantara. Para dewa tak mampu menanggulangi kedatangan musuh tersebut, dan dewa akhirnya mencari jago untuk menandingi Prabu Bomantara, pilihan dewa jatuh pada Raden Sitija, karena kesaktian Sitija yang punya ajian Jebug Thukul maka Prabu Bomantara dapat dibunuh oleh Sitija, sukma Bomantara menyatu dengan Sitija yang kemudian merubah perangai watak Sitija yang tadinya halus menjadi kasar, hal ini yang membawa kematian Sitija ditangan Prabu Kresna.

Sitisundari
Sitisundari adalah putra Dewa Wisnu dan Batari Pertiwi, setelah dewasa Sitisundari diperistri oleh Raden Abimanyu, dalam kehidupan rumah tangga Abimanyu dan Sitisundari setelah berjalan beberapa tahun setelah lakon Wirata Parwa, Abimanyu punya istri muda yakni Retna Utari dan Utarilah yang dapat menurunkan putra yang kelak dikemudian hari menjadi raja Astina. Dalam akhir hidup Sitisundari adalah membela kematian suaminya yang gugur dalam perang Baratayuda. 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar